Hari Perempuan Sedunia 2012 – Sejarah Hari Perempuan Sedunia – Makna Women Day.
Hari Perempuan Sedunia sesungguhnya merupakan kisah perempuan biasa
menoreh catatan sejarah; sebuah perjuangan berabad-abad lamanya untuk
dapat berpartisipasi dalam masyarakat, seperti juga kaum laki-laki.
Pada hari ini, 8 Maret 2012 seluruh perempuan di dunia memperingati Hari Perempuan Sedunia atau Women Day.
Dijadikannya tanggal 8 Maret sebagai International Women Day,
karena pada tanggal yang sama di tahun 1917, perempuan di Rusia, untuk
pertama kalinya diberikan hak suara oleh pemerintah Rusia. Inilah yang
menjadi tonggak awal peringatan bagi seluruh perempuan dunia.
Pesan Sponsor
Di masyarakat Yunani Kuno, Lysistrata menggalang gerakan perempuan
mogok berhubungan seksual dengan pasangan (laki-laki) mereka untuk
menuntuk dihentikannya peperangan; dalam Revolusi Prancis, perempuan
Paris berunjuk rasa menuju Versailles sambil menyerukan “kemerdekaan,
kesetaraan dan kebersamaan” menuntut hak perempuan untuk ikut dalam
pemilu.
Ide untuk memperingati hari Perempuan Sedunia
sebetulnya telah berkembang sejak seabad yang lalu ketika dunia industri
ini sedang dalam masa pengembangan dan pergolakan, peningkatan laju
pertumbuhan penduduk dan pemunculan paham-paham radikal. Berikut ini
adalah kronologi singkat dari beberapa kejadian penting yang mengiringi Sejarah Perjalanan Hari Perempuan Sedunia.
1909: Dalam rangkaian pendirian Partai Sosialis Amerika, Hari Perempuan Nasional pertama kali diperingati pada tanggak 28 Februari di Amerika Serikat.Hari hari tersebut kemudian terus diperingati perempuan pada setiap hari minggu terakhir bulan Februari sampai tahun 1913.
1909: Dalam rangkaian pendirian Partai Sosialis Amerika, Hari Perempuan Nasional pertama kali diperingati pada tanggak 28 Februari di Amerika Serikat.Hari hari tersebut kemudian terus diperingati perempuan pada setiap hari minggu terakhir bulan Februari sampai tahun 1913.
1910: Pertemuan kelompok sosialis internasional di
Copenhagen, Denmark, memutuskan untuk memilikii Hari Perempuan
Internasional sebagai penghormatan atas hak-hak asasi perempuan dan
mendorong diperolehnya hak suara bagi semua perempuan di dunia.
Keputusan ini diterima secara bulat oleh semua peserta yang diikuti oleh
lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, termasuk tiga perempuan
pertama yang dipilih sebagai anggota parlemen Finlandia. Pada saat itu,
mereka belum memutuskan pada tanggal berapa peringatan hari tersebut
akan diadakan.
1911: Sebagai tindak lanjut dari keputusan yang
telah diambil setahun yang lalu, Hari Perempuan Seduani untuk
pertamakalinya diperingati (pada tanggal 19 Maret) di Austria, Denmark,
Jerman dan Swiss, dimana lebih dari sejuta perempuan dan laki-laki
bersama-sama turun kejalan. Selain hak untuk ikut serta dalam pemilu dan
posisi di dalam pemerintahan , mereka menuntut hak bekerja, kesempatan
memperoleh pelatihan, dan penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan.
Kurang dari seminggu sejak peringatan tersebut, pada tanggal 25 Maret
terjadi insiden tragis di New York yang menewaskan lebih dari 140 buruh
perempuan yang kebanyakan adalah imigran asal Italia dan Yahudi.
Kejadian ini sangat mempengaruhi peraturan perburuhan di Amerika Serikat
dan kondisi kerja yang menyebabkan insiden ini terjadi kemudian dikecam
habis-habisan selama peringatan Hari Perempuan Internasional tahun
berikutnya.
1913-1914: Sebagai bagian dari upaya perdamaian yang
berkembang selama berlangsungnya Perang Dunia I, perempuan Rusia
memperingati Hari Perempuan Internasional untuk pertama kalinya pada
hari Minggu terakhir bulan Februari 1913. Di belahan Eropa lainnya, pada
atau sekitar tanggal 8 Maret di tahun berikutnya, perempuan berunjuk
rasa baik untuk memprotes perang maupun sebagai ungkapan solidaritas
kepada saudara-saudara perempuan di manapun juga.
1917: Karena dua juta tentara Rusia terbunuh dalam
perang, perempuan Rusia sekali lagi turun kejalan pada hari minggu
terakhir di bulan Februari menyerukan “Roti dan Perdamaian”. Para
pemimpin politik menentang unjuk rasa tersebut, tetapi para perempuan
ini tetap bertahan. Dan sejarah mencatat bahwa empat hari kemudian, Czar
(raja) turun tahta dan pemerintahan sementara mengakui hak perempuan
untuk ikut serta dalam pemilu. Hari bersejarah itu jatuh pada tanggal 23
Februari di Kalender Julian yang digunakan di Rusia atau tanggal 8
Maret menurut kalender Gregorian (kalender Masehi yang juga kita
gunakan). Dan sejak saat itulah Hari Perempuan Sedunia diperingati pada
hari yang sama oleh perempuan di seluruh dunia..
Mengapa masih perlu membuat hari khusus untuk merayakan kaum perempuan sedunia?
Hari Perempuan Sedunia di Indonesia, berdasarkan
catatan Komisi Nasional Perempuan, selama kurun waktu 2007-2008, tingkat
kekerasan terhadap perempuan meningkat hingga 100 persen. Jenis
kekerasan yang paling banyak adalah secara seksual dan dalam ranah
privat. Bahkan mayoritas korbannya masih berada di bawah umur. Pelakunya
sendiri mulai dari yang berpendidikan tinggi hingga kalangan menengah
ke atas.
Sementara itu, keterwakilan perempuan dalam parlemen belum terlihat
signifikan. Bahkan dalam Pemilu 2009, yang tinggal menghitung hari,
keterwakilan 30 persen perempuan, juga belum terlihat nyata. Apa karena
banyak perempuan yang merasa apatis, suara perempuan tidak terlalu
didengar dan tidak banyak berpengaruh pada kebijakan yang dikeluarkan.
Kedudukan perempuan sebagai sebagai penentu keputusan masih rendah,
begitu pula akses perempuan terhadap sumber daya. Hal ini digarisbawahi
oleh ketidaksetaraan yang masih terus berlanjut, seperti :
- masih rendahnya perwakilan perempuan dalam posisi yang berpengaruh dalam dunia politik dan ekonomi dunia (siapa yang mengendalikan globalisasi?);
- perempuan masih mendominasi angka kaum miskin; berlanjutnya kekerasan terhadap perempuan;
- adanya pemisahan jenis kelamin (gender gap) dalam pendidikan dan besar-kecilnya gaji. Hak yang sama bagi setiap warga negara, yang seharusnya bersifat universal, masih belum berlaku bagi perempuan, yang belum mendapatkan sumber daya yang memungkinkan mereka untuk menggunakan hak mereka sebagai warga negara.
Pekerjaan-pekerjaan reproduktif tanpa imbalan masih dibebankan di pundak perempuan: di seluruh dunia, perempuan masih melakukan pekerjaan-pekerjaan reproduktif, merawat orang sakit dan jompo, merawat keluarga dan rumah tangga setiap hari – baik secara fisik maupun psikologis. Pekerjaan jenis ini diperlukan di setiap penjuru dunia, tapi masih belum diberikan imbalan, dan orang cenderung menganggap perempuan harus dan mau melakukan pekerjaan seperti ini. Kita ingin dunia mengakui pentingnya pekerjaan seperti ini dan mengakui bahwa itu merupakan tanggung jawab bersama.
Oleh karena itu, Hari Perempuan Sedunia adalah hari untuk mengarahkan fokus dunia pada hal-hal di atas dan juga masalah-masalah perempuan lainnya. Pada hari ini, saatnya perempuan untuk membina jaringan, menyusun strategi dan bergerak; tunjukkan keberadaan, suara, dan visi kita pada dunia. Melalui hari ini, kita juga harus bekerjasama dengan kaum pria mengenai kesetaraan jender. Karena, hanya dengan kerjasamalah perubahan bisa terjadi. Dan perubahan itulah yang kita inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar